Dari Jakarta dilaporkan, jumlah total pasien flu babi di Indonesia bertambah 24 menjadi 52 orang.Dari 24 kasus yang baru,tiga di antaranya WNA dan 21 lainnya WNI.Pasien-pasien flu babi tersebut tersebar di sejumlah RS seperti RSHS Bandung, RSPI Sulianti Saroso Jakarta, RS Sanglah Denpasar, RSPAD Gatot Subroto Jakarta, RS Siloam Kebon Jeruk Jakarta, RSUP Adam Malik Medan, RS Kanujoso Djati Balikpapan Kalimantan Timur.
Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari mengatakan, dari 24 kasus positif yang baru, 14 di antaranya punya riwayat perjalanan ke luar negeri yakni Malaysia,Australia, Amerika Serikat,Thailand, Singapura dan China. ”Sementara sisanya sebagian besar tertular dari orang yang pernah sakit dan punya riwayat bepergian ke luar negeri dan sebagian tidak diketahui riwayat penularannya,” kata Siti di Jakarta kemarin.
Dia mengungkapkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan penyebaran virus influenza A (H1N1) tidak dapat dihentikan atau unstoppable.WHO juga meminta agar negara-negara terjangkit untuk menghentikan upaya pencegahan. Hal tersebut terkait kasus resistensi obat oseltamivir atau tamiflu dalam pengobatan flu babi.
Indonesia sendiri,kata dia,masih akan memberikan tamiflu untuk pasien H1N1 namun untuk kasus berat saja, juga merawat pasien-pasien dari luar negeri.”Hal ini masih efektif guna mencegah penularan dari manusia ke manusia di Indonesia,” pungkasnya. (raka zaipul/irvan christianto/ wisnoe moerti/iwa ahmad sugriwa/rendra hanggara)
Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari mengatakan, dari 24 kasus positif yang baru, 14 di antaranya punya riwayat perjalanan ke luar negeri yakni Malaysia,Australia, Amerika Serikat,Thailand, Singapura dan China. ”Sementara sisanya sebagian besar tertular dari orang yang pernah sakit dan punya riwayat bepergian ke luar negeri dan sebagian tidak diketahui riwayat penularannya,” kata Siti di Jakarta kemarin.
Dia mengungkapkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan penyebaran virus influenza A (H1N1) tidak dapat dihentikan atau unstoppable.WHO juga meminta agar negara-negara terjangkit untuk menghentikan upaya pencegahan. Hal tersebut terkait kasus resistensi obat oseltamivir atau tamiflu dalam pengobatan flu babi.
Indonesia sendiri,kata dia,masih akan memberikan tamiflu untuk pasien H1N1 namun untuk kasus berat saja, juga merawat pasien-pasien dari luar negeri.”Hal ini masih efektif guna mencegah penularan dari manusia ke manusia di Indonesia,” pungkasnya. (raka zaipul/irvan christianto/ wisnoe moerti/iwa ahmad sugriwa/rendra hanggara)
Sumber : Seputar Indonesia
0 komen:
Post a Comment